Sabtu, 19 Februari 2011

MACAM- MACAM KARYA SASTRA

macam - macam karya sastra

Pujangga Lama

Karya sastra di Indonesia yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Pada masa ini karya satra di Indonesia di dominasi oleh syair , pantun , gurindam dan hikayat .
a. syair
Syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak . Biasanya terdiri dari 4 baris, berirama aaaa, keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang mengandung maksud).


b. pantun
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan . Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), ber sajak akhir dengan pola a-b-a-b (tidak boleh a-a-a-a, a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi . Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Karmina dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).

Peran pantun


Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Ia juga melatih orang berfikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain.
Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata. Seringkali bercampur dengan bahasa-bahasa lain. Berikut contoh pantun (sebetulnya adalah karmina) dari kalangan pemuda:
Mawar merah tumbuh di dinding
Jangan marah, just kidding
Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.

Struktur Pantun


Menurut Sutan Takdir Alisjahbana fungsi sampiran terutama menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan.
Meskipun pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan isi terkadang bentuk sampiran membayangkan isi. Sebagai contoh dalam pantun ini:
Air dalam bertambah dalam
Hujan di hulu belum lagi teduh
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belum lagi sembuh
Beberapa sarjana Eropa berusaha mencari aturan dalam pantun maupun puisi lama lainnya. Misalnya satu larik pantun biasanya terdiri atas 4-5 kata dan 8-12 suku kata. Namun aturan ini tak selalu berlaku.

Pantun Adat


1.
Menanam kelapa di pulau Bukum
Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum
Hukum bersandar di Kitabullah
2.
Ikan berenang didalam lubuk
Ikan belida dadanya panjang
Adat pinang pulang ke tampuk
Adat sirih pulang ke gagang
3.
Lebat daun bunga tanjung
Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pusaka
4.
Bukan lebah sebarang lebah
Lebah bersarang dibuku buluh
Bukan sembah sebarang sembah
Sembah bersarang jari sepuluh
5.
Pohon nangka berbuah lebat
Bilalah masak harum juga
Berumpun pusaka berupa adat
Daerah berluhak alam beraja

Pantun Agama


1.
Banyak bulan perkara bulan
Tidak semulia bulan puasa
Banyak tuhan perkara tuhan
Tidak semulia Tuhan Yang Esa
2.
Daun terap diatas dulang
Anak udang mati dituba
Dalam kitab ada terlarang
Yang haram jangan dicoba
3.
Bunga kenanga diatas kubur
Pucuk sari pandan Jawa
Apa guna sombong dan takabur
Rusak hati badan binasa
4.
Anak ayam turun sepuluh
Mati seekor tinggal sembilan
Bangun pagi sembahyang subuh
Minta ampun kepada Tuhan
5.
Asam kandis asam gelugur
Ketiga asam si riang-riang
Menangis mayat dipintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang

Pantun Budi


1.
Bunga cina diatas batu
Daunnya lepas kedalam ruang
Adat dunia memang begitu
Sebabnya emas budi terbuang
2.
Diantara padi dengan selasih
Yang mana satu tuan luruhkan
Diantara budi dengan kasih
Yang mana satu tuan turutkan
3.
Apa guna berkain batik
Kalau tidak dengan sujinya
Apa guna beristeri cantik
Kalau tidak dengan budinya
4.
Sarat perahu muat pinang
Singgah berlabuh di Kuala Daik
Jahat berlaku lagi dikenang
Inikan pula budi yang baik
5.
Anak angsa mati lemas
Mati lemas di air masin
Hilang bahasa karena emas
Hilang budi karena miskin

Pantun Jenaka


1.
Dimana kuang hendak bertelur
Diatas lata dirongga batu
Dimana tuan hendak tidur
Diatas dada dirongga susu
2.
Elok berjalan kota tua
Kiri kanan berbatang sepat
Elok berbini orang tua
Perut kenyang ajaran dapat
3.
Sakit kaki ditikam jeruju
Jeruju ada didalam paya
Sakit hati memandang susu
Susu ada dalam kebaya
4.
Naik kebukit membeli lada
Lada sebiji dibelah tujuh
Apanya sakit berbini janda
Anak tiri boleh disuruh
5.
Orang Sasak pergi ke Bali
Membawa pelita semuanya
Berbisik pekak dengan tuli
Tertawa si buta melihatnya
6.
Ada apa diseberang itu
Mentimun busuk dimakan kalong
Ada apa diseberang itu
Bujang bungkuk gadis belong

7.
Limau purut di tepi rawa,
buah dilanting belum masak
Sakit perut sebab tertawa,
melihat kucing duduk berbedak

Pantun Kepahlawanan


1.
Adakah perisai bertali rambut
Rambut dipintal akan cemara
Adakah misai tahu takut
Kamipun muda lagi perkasa
2.
Hang Jebat Hang Kesturi
Budak-budak raja Melaka
Jika hendak jangan dicuri
Mari kita bertentang mata
3.
Kalau orang menjaring ungka
Rebung seiris akan pengukusnya
Kalau arang tercorong kemuka
Ujung keris akan penghapusnya
4.
Redup bintang haripun subuh
Subuh tiba bintang tak nampak
Hidup pantang mencari musuh
Musuh tiba pantang ditolak
5.
Esa elang kedua belalang
Takkan kayu berbatang jerami
Esa hilang dua terbilang
Takkan Melayu hilang dibumi

Pantun Kias


1.
Ayam sabung jangan dipaut
Jika ditambat kalah laganya
Asam digunung ikan dilaut
Dalam belanga bertemu juga
2.
Berburu kepadang datar
Dapatkan rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagaikan bunga kembang tak jadi
3.
Anak Madras menggetah punai
Punai terbang mengirap bulu
Berapa deras arus sungai
Ditolak pasang balik kehulu
4.
Kayu tempinis dari kuala
Dibawa orang pergi Melaka
Berapa manis bernama nira
Simpan lama menjadi cuka
5.
Disangka nenas ditengah padang
Rupanya urat jawi-jawi
Disangka panas hingga petang
Kiranya hujan tengah hari

Pantun Nasihat


1.
Kayu cendana diatas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang
2.
Kemuning ditengah balai
Bertumbuh terus semakin tinggi
Berunding dengan orang tak pandai
Bagaikan alu pencungkil duri
3.
Parang ditetak kebatang sena
Belah buluh taruhlah temu
Barang dikerja takkan sempurna
Bila tak penuh menaruh ilmu
4.
Padang temu padang baiduri
Tempat raja membangun kota
Bijak bertemu dengan jauhari
Bagaikan cincin dengan permata
5.
Ngun Syah Betara Sakti
Panahnya bernama Nila Gandi
Bilanya emas banyak dipeti
Sembarang kerja boleh menjadi

Pantun Percintaan


1.
Coba-coba menanam mumbang
Moga-moga tumbuh kelapa
Coba-coba bertanam sayang
Moga-moga menjadi cinta
2.
Limau purut lebat dipangkal
Sayang selasih condong uratnya
Angin ribut dapat ditangkal
Hati yang kasih apa obatnya
3.
Ikan belanak hilir berenang
Burung dara membuat sarang
Makan tak enak tidur tak tenang
Hanya teringat dinda seorang
4.
Anak kera diatas bukit
Dipanah oleh Indera Sakti
Dipandang muka senyum sedikit
Karena sama menaruh hati
5.
Ikan sepat dimasak berlada
Kutunggu di gulai anak seberang
Jika tak dapat dimasa muda
Kutunggu sampai beranak seorang
6.
Kalau tuan pergi ke Tanjung
Kirim saya sehelai baju
Kalau tuan menjadi burung
Sahaya menjadi ranting kayu.
Kalau tuan pergi ke Tanjung
Belikan sahaya pisau lipat
Kalau tuan menjadi burung
Sahaya menjadi benang pengikat
Kalau tuan mencari buah
Sahaya pun mencari pandan
Jikalau tuan menjadi nyawa
Sahaya pun menjadi badan.

Pantun Peribahasa


1.
Berakit-rakit kehulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
2.
Kehulu memotong pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Jangan jadi sesal kemudian
3.
Kerat kerat kayu diladang
Hendak dibuat hulu cangkul
Berapa berat mata memandang
Barat lagi bahu memikul
4.
Harapkan untung menggamit
Kain dibadan didedahkan
Harapkan guruh dilangit
Air tempayan dicurahkan
5.
Pohon pepaya didalam semak
Pohon manggis sebasar lengan
Kawan tertawa memang banyak
Kawan menangis diharap jangan

Pantun Perpisahan


1.
Pucuk pauh delima batu
Anak sembilang ditapak tangan
Biar jauh dinegeri satu
Hilang dimata dihati jangan
2.
Bagaimana tidak dikenang
Pucuknya pauh selasih Jambi
Bagaimana tidak terkenang
Dagang yang jauh kekasih hati
3.
Duhai selasih janganlah tinggi
Kalaupun tinggi berdaun jangan
Duhai kekasih janganlah pergi
Kalaupun pergi bertahun jangan
4.
Batang selasih mainan budak
Berdaun sehelai dimakan kuda
Bercerai kasih bertalak tidak
Seribu tahun kembali juga
5.
Bunga Cina bunga karangan
Tanamlah rapat tepi perigi
Adik dimana abang gerangan
Bilalah dapat bertemu lagi
6.
Kalau ada sumur di ladang
Bolehlah kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Bolehlah kita bertemu lagi

Pantun Teka-teki


1.
Kalau tuan bawa keladi
Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk dihidung ?
2.
Beras ladang sulung tahun
Malam malam memasak nasi
Dalam batang ada daun
Dalam daun ada isi
3.
Terendak bentan lalu dibeli
Untuk pakaian saya turun kesawah
Kalaulah tuan bijak bestari
Apa binatang kepala dibawah ?
4.
Kalau tuan muda teruna
Pakai seluar dengan gayanya
Kalau tuan bijak laksana
Biji diluar apa buahnya
5.
Tugal padi jangan bertangguh
Kunyit kebun siapa galinya
Kalau tuan cerdik sungguh
Langit tergantung mana talinya ?

c. gurindam
Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal , masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawaban nya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.

d. hikayat
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.
Sebuah hikayat dibacakan sebagai hiburan, pelipur lara atau untuk membangkitkan semangat juang.

Daftar Hikayat Melayu

Maka, inilah daftar hikayat dalam bahasa Melayu yang sungguh indah-indah isi ceritanya dan elok-elok gaya bahasanya:

Hikayat Abdullah

Hikayat Abdullah bisa dikatakan merupakan sebuah otobiografi . Hal ini membuat hikayat ini istimewa dalam khazanah Sastra Melayu . Karya sastra ini ditulis pada pertengahan abad ke-19.
Abdullah yang bernama lengkap Abdullah bin Abdulkadir Munsyi adalah seseorang dari keluarga terpelajar. Ia merupakan seorang keturunan Arab, dari Yaman . Leluhurnya adalah guru agama dan guru bahasa Arab yang menetap di India Selatan, lalu beristrikan seorang Tamil . Lalu mereka pindah ke Malaka .
Abdullah sendiri juga lahir dan tinggal di Malaka . Istrinya juga seorang keturunan Tamil . Ayah Abdullah adalah seorang narasumber Marsden, pakar bahasa Melayu dari Britania Raya .
Abdullah banyak menceritakan hal-hal yang menarik dari paruh pertama abad ke 19. Misalkan mengenai kota Malaka dan Singapura, beberapa tokoh seperti John Stamford Raffles, Lord Minto, Farquhar dan Timmerman Thijssen . Selain itu ia banyak sekali menceritakan tentang kehidupan sehari-hari bangsa Melayu kala itu.
Pengarang ini juga dikenal karena suka menulis karya sastra didaktis yang penuh dengan nasehat -nasehat.

JENIS ALAT UKUR

Alat ukur Teodolite Total Station GTS 6
B. Kalibrasi alat ukur
i. Ujian EDM dilakukan setiap 6 bulan sekali
Kejituan : 10mm
ii.Differential Field Test
Perbezaan tidak melebihi 10mm
iii. Semakan Harian
Perbezaan tidak melebihi 10mm
C. Kejituan alat ukur
i. Tikaian lurus kelas pertama
1 : 8000 @ 1 : 4000
ii. Tikaian bearing
10″ setiap stesen dengan perbezaan terkumpul 01′ 15″ semasa menutup bearing
iii. Tikaian bearing dan sudut
cerapan bearing dan sudut 10″ terhampir
iv. Tikaian jarak
cerapan jarak 0.001 meter
D. Selisih Alat EDM
i. Selisih Skala
ii. Selisih Putaran
iii. Selisih Sifar
E.Kaedah Kalibrasi Alat EDM
a.Kalibrasi
i. Ujian alat EDM dijalankan di tapak ujian EDM yang telah diukur dengan
kejituan yang tinggi
ii.Ujian EDM dijalankan setiap 6 bulan sekali
iii.Alat EDM didirisiap diatas pillar nombor 1 dan pengukuran jarak dibuat kepada
reflector yang dipasang di pillar nombor 2 hingga pillar nombor 10
iv. Alat EDM didirisiap diatas pillar nombor 2 dan pengukuran jarak dibuat
kepada reflector yang dipasang di pillar nombor 3 hingga pillar nombor 10
v. Hasil kalibrasi hendaklah dicatatkan dalam borang KPU 143 dan perbandingan
hendaklah dibuat diantara jarak yang diukur dengan jarak seperti asal.
vi. Perbezaan selisih yang dibenarkan tidak melebihi 10 mm
b.Differential Field Test
i.Ujian Differential Field Test hendaklah dijalankan sebelum sesuatu kerja
dimulakan.
ii.Ujian dijalankan di kawasan tanah rata.
iii.Dirikan stesen di A dan B dengan jarak tidak kurang daripada 50 meter.
iv. Pasangkan Alat EDM di stesen A dan reflector di stesen B
v. Ukur jarak A dan B
vi. Dirikan stesen di C lebih kurang pertengahan diantara stesen A dan stesen B
vii.Alihkan alat EDM ke stesen C dan pasang satu lagi reflector distesen A
viii. Ukur jarak stesen CA dan stesen CB
x.Bandingkan jarak AB dengan jumlah jarak CA + CB
xi. Perbezaan selisih yang dibenarkan tidak melebihi 10 mm
c.Semakan Harian
i.Semakan Harian perlu dijalankan pada setiap hari kerja sebelum meneruskan
pengukuran .
ii.Pengukuran hendaklah dijalankan dengan mengukur semula jarak garisan terakhir
yang diukur pada hari sebelumnya,pengukuran ini dianggap sebagai ujian alat
sahaja.
iii. Perbezaan diantara kedua-dua ukuran tidak melebihi 10mm.
2. ALAT ARAS
Photobucket
Alat Ukur Aras atau Levelling Instrument NA 3000
keterangan alat di aras.
Undergraduate geologi dengan Leitz NA-3000 digital pada tingkat Ventura Avenue. The instrument emits an infrared beam that scans two bar-coded, 3 m-long, strut-supported invar leveling rods and determines the height difference between them to plus/minus 0.1 mm. Instrumen yang emits an infrared beam yang memindai kode bar-dua, 3 m-panjang, topang-invar didukung penyamarataan tongkat dan menentukan ketinggian perbedaan antara mereka plus / minus 0,1 mm. The bar-coded leveling rods are shown in an accompanying photograph. Bar-kode penyamarataan tongkat yang akan ditampilkan dalam mendampingi foto. Use of aa brand name here does not imply a product endorsement by the University of California or the National Earthquake Hazard Reduction Program. atau Nasional Gempa Hazard Reduction Program. Copyright © Arthur G. Sylvester, 1997.
alat aras NA 3000
Staf NA 3000 menguna bar code
A. Jenis Alat Aras
a. Alat aras automatik ( NA 3000)
b. Alat aras optik
c. Alat aras dempok
d. Alat aras jongkit
B. Penggunaan alat ukur
a. Kerja – kerja kejuruteraan
b. Kerja – kerja pemetaan
C. Jenis Kerja
a. Ukuran Aras Jitu
b. Ukuran Aras Kelas Kedua
D. Kalibrasi Alat
i. Ujian Two Peg Test setiap 3 bulan sekali
ii. Selisih piawai alat tidak melebihi 0.3 mm
iii.Kalibrasi Setaf Bar code setiap 6 bulan sekali
iv..Selisih yang dibenarkan 2mm
E. Kejituan Alat
a. Ukuran aras jitu 0.003 \ K
b. Ukuran aras kelas kedua 0.012 \ Km
F.Kaedah Kalibrasi Alat Aras
a. Ujian Two Peg Test
i.Ujian Two Peg Test hendaklah dijalankan sebelum sesuatu kerja dimulakan.
ii.Ujian dijalankan di kawasan tanah rata.
iii. Ujian Two Peg Test dijalankan setiap 3 bulan sekali
iv.Dirikan stesen di A dan B dengan jarak tidak kurang daripada 60 meter.
v. Pasangkan Alat Aras di tengah – tengah di stesen A dan stesen B lebih kurang
30 meter
vi. Dirikan setaf di stesen A dan stesen B
vii.Ukur jarak A dan B
viii.Alihkan alat Aras ke belakang stesen B dengan jarak 6 meter dan ukur jarak
di stesen B dan stesen A .
x. Bandingkan antara kedua – dua jarak tersebut.
xi. Perbezaan selisih yang dibenarkan tidak melebihi 0.003 mm
888888888888888888888888888888888888888888888888888888888
888888888888888888888888888888888888888888888888888888888
3. ALAT KOMPAS PRISMATIK

Photobucket
Photo di atas dan di bawah ini merupakan salah satu model Kompas Prismatik
Photobucket
a. Berasaskan prinsip magnet
b. Bacaan berpandu utara magnet
c. Ukuran jarak menggunakan pita ukur
A. Penggunaan Alat Ukur
a. Ukuran Tinjauan
b. Pemetaaan Kawasan Kecil
c. Ukuran kejituan rendah ( trabas kasar )
d. Tentera
B. Kalibrasi Alat
Ujian Pc dilakukan setiap 3 bulan sekali
C. Kejituan
0.003 mm perbezaaan utara benar dan utara magnet
F.Kaedah Kalibrasi Alat Kompas Prismatik
a. Ujian Kompas Prismatik
i. Ujian Kompas Prismatik hendaklah dijalankan sebelum sesuatu kerja dimulakan.
ii. Ujian dijalankan di kawasan tanah rata.
iii. Ujian Kompas Prismatik dijalankan setiap 3 bulan sekali
v. Didirikan alat Prismatik Kompas di tengah kawasan segiempat.
vi. Didirikan Pole pada empat penjuru dimana piket ditanam untuk memudahkan
pencerap menenang piket tersebut.
vii. Alat Prismatik Kompas dihalakan kearah piket yang ditanda sebagai piket
A,B,C dan D.Bacaan bering dicerap disetiap piket sebanyak empat ( 4 ) kali
secara bergilir -gilir mengikut turutan.
viii.Setelah selesai diambil bacaan pada ke empat -empat stesen tersebut, puratakan
bacaan dan bandingkan dengan bacaan bering sebenar yang telah ditentukan.
xi.Perbezaan selisih yang dibenarkan tidak melebihi 0.003 mm dan ianya
merupakan perbezaan antara utara benar dan utara magnet.
8888888888888888888888888888888888888888888888888888
8888888888888888888888888888888888888888888888888888
4. ALAT GPS

topcon gps  GB 400
Peralatan GPS Topcon GB 400
A. Jenis Alat GPS
a. Trimbel 4000SSE
b. Trimbel 4000SSI
TRIMBLE-GPS-SURVEY-TSC1-PATHFINDER-RECEIVER-4000SSI


GPS Trimble 4000 SSI XRS Pathfinder Receiver
c. Trimbel 5700 siri
trimble 5700L1/L2
GPS Trimble siri 5700 L1/L2

d. Topcon GB 1000

Photobucket
ALAT GPS TOPCON GB 1000
B. Penggunaan Alat Ukur
a. Kerja Pemetaaan
b. Kerja Kejuruteran
c. Pertahanan Negara
d. Penentududukan Geodetik Sejagat
e. Pelayaran
C. Kalibrasi Alat GPS
a. EDM Baseline Test
b. Zero Baseline Test
c. Network Test Kejituan
D.EDM Baseline Test – 10mm
b.Zero Baseline Test – 3mm
c.Network Test – 10mm harizontal
20mm vertical
E.Kaedah Kalibrasi Alat GPS
i. Zero Baseline Test
• Di jalankan sebelum sebarang ukuran bermula
• Di jalankan untuk memastikan semua peralatan GPS serta perisian berfungsi dengan baik .
• Cable spliter digunakan untuk sambung 2 penerima ke 1 antena.
• Sky visibility lokasi ujian mesti lebih 90 %
• Jangka masa ujian sekurang- kurangnya 10 min dengan 15 sec recording interval.
• Jejak sekurang-kurangnya 5 satelit dengan bacaan GDOP kurang dari 6.
• Cut-off 15′ semasa pemprosesan garis asas.
• Perbezaan jarak slope dikira antara 2 penerima mesti kurang dari 3 mm.
• Ujian hendaklah dibuat bagi kedua- dua antena.
ii. EDM Baseline Test
• Di jalankan setiap 6 bulan
• Di jalankan untuk memastikan semua peralatan GPS serta perisian berfungsi dengan baik .
• Ujian di jalankan pada tapak EDM Test Base yang telah dibuat kalibrasi menggunakan alat EDM yang berkejituan tinggi.
• Pilar Test Base mesti mempunyai Sky visibility lokasi ujian mesti lebih 90 %
• Ujian ini akan menentukan kejituan penerima GPS serta mengesahkan keupayaan perisian pemprosesan.
• Ujian atas pilar yang mempunyai beza jarak diantara 20 – 1000m
• Alat GPS didirisiap diatas pillar nombor 1 sebagai Base dan Alat GPS didirisiap di atas pillar 2 hingga pillar 6 sebagai Rover dan cerapan dijalankan selama 15 minit setiap sesi .
• Penerima GPS mesti digunakan dengan antena serta kabel yang sama .
• Tempoh ujian sekurang -kurangnya 10 min setiap sessi cerapan.
• Jejak sekurang-kurangnya 5 satelit dengan bacaan GDOP kurang dari 6.
• Cut-off 15′ semasa pemprosesan garis asas.
• Perbezaan jarak slope dikira antara 2 penerima mesti kurang dari 10 mm.
iii. GPS Network Test
• Di jalankan setiap tahun atau perisian pemprosesan dinaiktaraf.
• Optical plummet perlu diuji beserta dengan Zero Baseline Test sebelum menjalnkan GPS Network Test.
• Dijalankan untuk memastikan peralatan GPS berfungsi baik untuk menghasilkan koordinat relatif yang tepat.
• Ujian mesti dibuat atas minima 3 stesen jaringan geodetik GPS sedia ada.
• Boleh dibuat dalam beberapa sessi dengan lebih dari 1 alat
• Stesen jaringan mesti ada sky visibility lebih 90%
• Ujian menggunakan kaedah Static lebih 2 jam sessi cerapan.
• Jejak sekurang-kurangnya 5 satelit dengan bacaan GDOP kurang dari 6.
• Cut-off 15′ semasa pemprosesan garis asas.
• Pelarasan jaringan Minimally Constrained dibuat menggunakan garis asas yang telah dihitung dalam datum WGS 84.
• Hasil koordinat akhir hendaklah dalam sistem koordinat tempatan
• Allowable discrepancy
• < 10mm horizontal
• < 20mm vertical
• < 5 + 2L mm ( L = jarak baseline dalam km )
88888888888888888888888888888888888888888888888888888888
88888888888888888888888888888888888888888888888888888888

ALAT PENGUKUR PASANG SURUT AIR LAUT @ TIDE  GAUGE
Terdapat 21 setesen Tolok Air Pasang Surut di Semenajung serta Sabah Serawak
Pasang surut adalah perubahan atau perbedaan permukaan air laut sepanjang waktu yang diakibatkan kerana graviti (gaya tarik) bulan dan matahari serta kerana pegerakan bumi. Bulan dan matahari keduanya memberikan gaya graviti tarikan terhadap bumi yang besarnya tergantung kepada besarnya masa benda yang saling tarik menarik tersebut. Bulan memberikan gaya tarik (graviti) yang lebih besar dibanding matahari. Hal ini disebabkan karena walaupun masa bulan lebih kecil dari matahari, tetapi posisinya lebih dekat ke bumi. Gaya-gaya ini mengakibatkan air laut, yang menyusun 71% permukaan bumi, menggelembung pada sumbu yang menghadap ke bulan. Pasang surut terbentuk karena putaran bumi yang berada di bawah muka air yang menggelembung ini, yang mengakibatkan kenaikan dan penurunan permukaan laut di wilayah pesisir secara period. Gaya tarik graviti matahari juga memiliki efek yang sama namun dengan derajat yang lebih kecil. Daerah-daerah pesisir mengalami dua kali pasang dan dua kali surut selama 24 jam sehari.
PENGERTIAN TIDE GAUGE
Tide gauge adalah perangkat untuk mengukur perubahan muka laut. Perubahan muka laut  disebabkan oleh pasang naik dan surut muka laut harian (gaya tarik bulan dan matahari), angin dan tsunami. Informasi yang diperlukankan untuk peringatan ini adalah pasang surut seketika sebelum terjadinya tsunami untuk peringatan ini di lokasi tersebut, kemudian pasang naik akibat tsunami adalah maklumat peringatan dini untuk lokasi yang lebih jauh. Accelerograph dan tide gauge dipasang pada tempat yang sama dalam sebuah shelter di pantai yang dilengkapi dengan sistem komunikasi dan sistem alarm. Peringatan pertama untuk kewaspadaan datang dari accelerograph apabila mencatat getaran kuat. Peringatan kedua datang dari tide gauge setelah mencatat perubahan mendadak muka laut. Dua peringatan tersebut disampaikan kepada: i. Masyarakat setempat berupa alarm ii. Aparat setempat yang bertugas untuk koordinasi evakuasi iii. BMG pusat untuk sistem monitoring dan maklumat darurat agar disebarkan ke lokasi lain.
Gambar 1. Skema Sistem Alat Pengamatan Tide Gauge
Gambar 2. Determinasi dari Pasang Surut
Gambar 3. Kurva Pasang surut
Alat Pengukur Pasang Surut
Tide Pole
·        Alat pengukur pasang surut deng

TEORI-TEORI BELAJAR

Teori-Teori Belajar

Avatar akhmadsudrajat
oleh : Akhmad Sudrajat, M.Pd.
Jika menelaah literatur psikologi, kita akan menemukan banyak teori belajar yang bersumber dari aliran-aliran psikologi. Dalam tautan di bawah ini akan dikemukakan empat jenis teori belajar, yaitu: (A) teori behaviorisme; (B) teori belajar kognitif menurut Piaget; (C) teori pemrosesan informasi dari Gagne, dan (D) teori belajar gestalt.
A.
Teori Behaviorisme
Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.
Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan behaviorisme ini, diantaranya :
1. Connectionism ( S-R Bond) menurut Thorndike.
Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya:
  1. Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus - Respons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons.
  2. Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
  3. Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.
2. Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov
Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
  1. Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
  2. Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.
3. Operant Conditioning menurut B.F. Skinner
Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
  1. Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
  2. Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.
Reber (Muhibin Syah, 2003) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons tertentu, namun tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning.
4. Social Learning menurut Albert Bandura
Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan penganut Behaviorisme lainnya, Bandura memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.
Sebetulnya masih banyak tokoh-tokoh lain yang mengembangkan teori belajar behavioristik ini, seperti : Watson yang menghasilkan prinsip kekerapan dan prinsip kebaruan, Guthrie dengan teorinya yang disebut Contiguity Theory yang menghasilkan Metode Ambang (the treshold method), metode meletihkan (The Fatigue Method) dan Metode rangsangan tak serasi (The Incompatible Response Method), Miller dan Dollard dengan teori pengurangan dorongan.
B.
Teori Belajar Kognitif menurut Piaget
Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu. Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu : (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational. Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan individu yaitu asimilasi dan akomodasi. James Atherton (2005) menyebutkan bahwa asisimilasi adalah “the process by which a person takes material into their mind from the environment, which may mean changing the evidence of their senses to make it fit” dan akomodasi adalah “the difference made to one’s mind or concepts by the process of assimilation”
Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
  1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
  2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
  3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
  4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.

  5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
C.
Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, (1) motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan; (5) ingatan kembali; (6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8) umpan balik.
D.
Teori Belajar Gestalt
Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut Koffka dan Kohler, ada tujuh prinsip organisasi yang terpenting yaitu :

  1. Hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship); yaitu menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu obyek seperti ukuran, potongan, warna dan sebagainya membedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan figure.

  2. Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.
  3. Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki.

  4. Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang berada dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk tertentu.
  5. Kesederhanaan (simplicity); bahwa orang cenderung menata bidang pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan cenderung membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan simetris dan keteraturan; dan
  6. Ketertutupan (closure) bahwa orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap.
Terdapat empat asumsi yang mendasari pandangan Gestalt, yaitu:

  1. Perilaku “Molar“ hendaknya banyak dipelajari dibandingkan dengan perilaku “Molecular”. Perilaku “Molecular” adalah perilaku dalam bentuk kontraksi otot atau keluarnya kelenjar, sedangkan perilaku “Molar” adalah perilaku dalam keterkaitan dengan lingkungan luar. Berlari, berjalan, mengikuti kuliah, bermain sepakbola adalah beberapa perilaku “Molar”. Perilaku “Molar” lebih mempunyai makna dibanding dengan perilaku “Molecular”.

  2. Hal yang penting dalam mempelajari perilaku ialah membedakan antara lingkungan geografis dengan lingkungan behavioral. Lingkungan geografis adalah lingkungan yang sebenarnya ada, sedangkan lingkungan behavioral merujuk pada sesuatu yang nampak. Misalnya, gunung yang nampak dari jauh seolah-olah sesuatu yang indah. (lingkungan behavioral), padahal kenyataannya merupakan suatu lingkungan yang penuh dengan hutan yang lebat (lingkungan geografis).

  3. Organisme tidak mereaksi terhadap rangsangan lokal atau unsur atau suatu bagian peristiwa, akan tetapi mereaksi terhadap keseluruhan obyek atau peristiwa. Misalnya, adanya penamaan kumpulan bintang, seperti : sagitarius, virgo, pisces, gemini dan sebagainya adalah contoh dari prinsip ini. Contoh lain, gumpalan awan tampak seperti gunung atau binatang tertentu.

  4. Pemberian makna terhadap suatu rangsangan sensoris adalah merupakan suatu proses yang dinamis dan bukan sebagai suatu reaksi yang statis. Proses pengamatan merupakan suatu proses yang dinamis dalam memberikan tafsiran terhadap rangsangan yang diterima.
Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :

  1. Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.
  2. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalam identifikasi masalah dan pengembangan alternatif pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya.
  3. Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.
  4. Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.
  5. Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang diajarkannya.